Kilas Balik Perjuangan Sang Bumi di tahun 2019-2020


Setahun belakangan ini banyak sekali permasalahan lingkungan yang terjadi di dunia, khususnya di Indonesia. Beberapa kasus itu saya angkat kembali agar teman-teman ingat, apa saja yang sudah kita lihat sebelumnya.
1.     Hutan di lereng Gunung Lawu dirusak untuk lahan wisata
            Rencana pembukaan lokasi wisata di lereng Gunung Lawu, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu berujung pada perusakan hutan. Hutan yang tadinya dipenuhi pohon hijau kini terlihat gundul. Di bekas tebing yang dikepras terlihat curam. Pada tanah lapang itu sudah terlihat ada perbedaan ketinggian tanah. Sejumlah batu berukuran besar juga terlihat berserakan di beberapa titik.
2.     Banjir besar di Jakarta awal tahun 2020
            Curah hujan pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu. Banjir yang dipicu hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara dan kota-kota penyangga sekitarnya. Eksploitasi air tanah yang berlebihan di Jakarta menyebabkan ibu kota negara ini terus tenggelam, dengan rata rata-rata laju penurunan tanah sekitar 3-18 cm per tahun . Kondisi ini bertambah memburuk di Jakarta Utara yang berbatasan dengan laut. 
3.     Karhutla
            Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia tidak hanya satu titik saja, banyak Provinsi yang mengalami karhutla dengan skala besar seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Karhutla di tahun 2019 sudah membakar lahan seluas lebih dari 857 ribu Ha
4.     Kematian hewan-hewan langka
          Banyak hewan langka meninggal di tahun 2019, apa penyebab-nya?  Diberitakan pada awal tahun 2020, 28 ekor penyu mati di Bengkulu Akibat limbah PLTU. Selain itu, masih banyak juga kasus penyelundupan hewan langka yang dijual hingga ke luar negeri.
5.     Perubahan status Cagar Alam Papandayan dan Kamojang
          Tahun lalu sempat panas perdebatan antara aktivis dengan pemerintah mengenai Cagar Alam Papandayan dan Kamojang. Tiga bulan pertama di tahun 2019 pemerintah sudah memtuskan untuk menurunkan status Cagar Alam tersebut menjadi taman wisata alam (TWA). Tentu ini menimbulkan tuntutan dari aktivis dalam bentuk demo ke jalan sambil membawa poster berisikan aspirasi mereka.
6.     Pencemaran pantai
          Hal yang perlu diingat, sampah dari hulu akan berhujung di hilir, yaitu pantai. Penumpukan sampah dipantai masih saja menjadi masalah hingga kini. Berbagai cara sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak seberapa
7.     Rusaknya terumbu karang di Raja Ampat
            Pada tahun 2019, lagi-lagi terumbu karang di ratakan oleh kapal pesiar yang amblas pada akhir tahun 2019. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat, Yusak Wabia di Manokwari, mengatakan bahwa peristiwa kapal pesiar berbendera asing Aqua Blue kandas di terumbu karang kabupaten Raja Ampat merupakan kedua kalinya. Sebelumnya, menurut dia, kapal pesiar asing MV Caledonian Sky pada 2017 juga kandas di kawasan konservasi perairan daerah kepulauan Kri Raja Ampat yang merusak 3 hektare terumbu karang. "Namun penyelesaian ganti rugi kerusakan terumbu karang tersebut tidak ada kejelasan sampai saat ini," ujarnya Dia berharap pemerintah kabupaten Raja Ampat memperketat pengawasan masuknya kapal pesiar di kawasan wisata yang merupakan kawasan wisata dunia tersebut.

Masih banyak kasus yang tidak sempat saya tulis dalam blog ini, seperti hilangnya pohon ulin dari daftar tumbuhan yang dilindungi, eksploitasi alam Taman Nasional Gunung Rinjani dan masih banyak lagi. Untuk kasus yang saya angkat, semoga kedepannya lebih diperhatikan penyebab  maupun cara yang dapat dilakukan  mengurangi berbagai kasus diatas. Sekian kilas balik dari saya

Salam Hijau

#HariBumi2020

Komentar